Polmark: Elektabilitas Gabungan Koalisi 01 67,4%, Elektabilitas Jokowi 40,4%

Hasil Survei PolMark Indonesia terkait Pilpres (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom)

CEO dan Founder PolMark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah, menyebut terjadi kesenjangan antara gabungan elektabilitas partai pengusung capres-cawapres dengan elektabilitas capres-cawapres yang diusungnya. Pasangan Jokowi-Amin jauh lebih mengalami defisit dibanding Prabowo-Sandi.

Hal itu diungkapkan Eep dalam forum 'Pikiran, Akal, dan Nalar' di Hotel Grand Arkenso Semarang. Dia menjelaskan pengaruh antara Pileg dan Pilpres karena baru pertama kali digelar bersama, ternyata hasilnya cukup signifikan.

"Ternyata jumlah pemilih yang mengatakan memilih partai yang punya kader sebagai capres sebanyak 46,1 persen. Sedangkan pemilih yang memilih partai dalam Pileg yang ikut mengusung capres atau cawapres pilihan mereka sebanyak 33,1 persen," papar Eep.
 

"Partai yang kadernya menjadi kandidat Pilpres bisa memanfaatkannya sekarang, keuntungan elektoral akan didapatkan. Tapi dengan catatan, jika mereka mampu memanfaatkan," imbuhnya.

Survei berikutnya yaitu menyebutkan kesenjangan antara gabungan elektabilitas partai para pengusung capres-cawapres dengan elektabilitas capres-cawapres yang diusungnya. dicontohkan, agregat elektabilias Jokowi-Amin di 73 Dapil adalah 40,4 persen, sedangkan gabungan elektabilitas partai-partai pengusung kandidat 01 adalah 67,4 persen.

"Artinya ada defisit 27 persen," jelasnya.
 

Kesenjangan juga terjadi antara agregat elektabilitas Prabowo-Sandi dengan gabungan elektabilitas partai-partai pengusungnya. Elektabilitas Prabowo-Sandi adalah 25,8 persen. Sementara gabungan elektabilitas partai-partai pengusungnya adalah 32 persen yang artinya ada kesenjangan sebesar 6,2 persen.

"27 persen dan 6,2 persen itu menunjukan elektabilitas partai, belum tentu elektabilitas Pilpres. Dalam roadshow berikutnya akan bahas ini," tandasnya.

Survei yang dilakukan PolMark Indonesia bekerjasama dengan DPP Partai Amanat Nasional digelar di 73 Dapil dari 80 dapil seluruh Indonesia untuk tingkat pemilihan DPR RI. Survei ini dilakukan dari bulan Oktober 2018-Februari 2019 dengan jumlah responden 440 di masing masing 72 dapil dengan margin of error plus-minus 4,8 persen dan 880 responden di 1 dapil dengan margin of error plus-minus 3,4 persen.

Pengambilan sampel survei ini dilakukan dengan metode Multistage Random Sampling dengan selang kepercayaan 95 persen.

Artikel Asli
TERKAIT